Negara Pandawa Mempunyai Nama Lain Yaitu
Fondasi Informasi Digital
Database adalah istilah yang akrab dalam dunia teknologi informasi. Memang bagi para profesional TI dan pengembang perangkat lunak, database adalah fondasi penting yang memungkinkan penyimpanan, pengolahan, dan pengelolaan data secara efisien. Namun, tahukah Anda bahwa istilah ini sebenarnya adalah istilah yang mengacu pada konsep yang lebih luas dalam konteks informasi digital? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi database dan mengungkap beberapa istilah lain yang sering kit gunakan untuk menggambarkan komponen ini yang sangat penting.
Merupakan salah satu nama lain yang sering kita gunakan untuk database adalah “pangkalan data” atau “basis data” dalam bahasa Indonesia. Jadi istilah ini menggambarkan sifat dasar dari database sebagai tempat penyimpanan yang terstruktur untuk data. Memang seperti halnya fondasi yang kokoh, pangkalan data memberikan struktur dan integritas yang kita perlukan untuk pengelolaan data yang efisien dan dapat terandalkan.
Layanan Kursus Komputer LPK UNIGAMA
Kami LPK UNIGAMA membuka kursus Ms. Office program kelas komputer perkantoran, program privat operator komputer, program privat 6 kali pertemuan Ms. Excel, Program Kelas Multidesain (Coreldraw, Adobe Photoshop, Adobe Indesign, 3Ds Max, Adobe Flash, Adobe Premier), Program Privat Desain Grafis (CorelDraw & Photoshop, Illustrator, Indesign) Program Private Editing Video( Adobe Premiere, Adobe After Effect, Pinacle dll), Program Private Drafter (AutoCAD, Google Sketchup, ArchiCAD, 3Ds Max) Serta program Unggulan Multimedia Terpadu 1 Tahun (Lengkap Software dan Hardware).
Untuk informasi kursus komputer lebih lengkapnya dapat mengunjungi website kami di www.lpk-unigama.com atau dapat menghubungi kami langsung di :
LPK UNIGAMAJl. Mayjend Bambang Sugeng No. 75 Yogyakarta.Telp. (0274) 542630SMS/Whatsaap/Line : 0838.6704.0663
Dalam kisah Perang Bharatayudha, pihak yang saling bersitegang adalah Pandawa Lima dengan Kurawa. Keduanya bertarung dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Perang Kuruksetra, lalu siapa sebenarnya Pandawa Lima tersebut?
Dari namanya, sudah ketahuan bahwa Pandawa Lima terdiri dari lima orang tokoh. Mengutip buku Baboning Pepak Basa Jawa karya Budi Anwari (2020), kelimanya adalah Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Kelima tokoh tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, baik dari segi silsilah, nama, karakter, dan keahliannya. Agar lebih jelas, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebutan ini erat kaitannya dengan masa penjajahan Belanda selama 350 tahun lamanya. Nederlandsch Oost-Indie yang artinya Hindia Timur Belanda juga sering disingkat dengan penyebutan Nederlandsch Indie atau yang kita kenal dengan Hindia Belanda.
Sistem Basis Data Terdistribusi:
Sistem Basis Data Terdistribusi (SBT) adalah istilah yang menggambarkan database yang terdiri dari beberapa node atau server yang saling terhubung. Dalam SBT, data didistribusikan di seluruh jaringan komputer, memungkinkan akses yang cepat dan toleransi terhadap kegagalan sistem. SBT sering digunakan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi yang membutuhkan skalabilitas dan kinerja tinggi.
Data Warehouse adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan database yang dioptimalkan untuk analisis bisnis dan pengambilan keputusan. Istilah Database ini mencakup data historis dan saat ini dari berbagai sumber yang digunakan untuk melacak tren, membuat laporan, dan mendapatkan wawasan yang berharga. Data Warehouse berperan penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan yang berdasarkan bukti.
Silsilah Pandawa Lima
Mengutip dari tesis berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Jawa Mengenai Tokoh Wayang Pandawa Lima untuk Siswa Sekolah Dasar karya Nur Iswanti Hasani, Pandawa Lima merupakan keturunan dari Pandu Dewanata atau Prabu Pandu Dewanata.
Prabu Pandu Dewanata memiliki dua orang istri, yakni Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dari Dewi Kunti, lahirlah Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sementara Nakula dan Sadewa terlahir dari Dewi Madrim.
Anak tertua dari Pandawa Lima adalah Yudhistira dengan nama kecil Puntadewa. Dirinya disebut sebagai titisan Dewa Yama, dewa akhirat. Ia merupakan raja di Keraton Amarta atau Indraprasta. Yudhistira memiliki istri bernama Drupadi dan seorang anak bernama Raden Pancawala
Mengutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, tokoh yang satu ini terkenal memiliki karakter bijaksana, sabar, tidak suka memiliki musuh, mengutamakan kesatuan dan persatuan, hampir tidak pernah berdusta, memiliki moral tinggi, serta merupakan seorang pemaaf.
Meski memiliki sifat-sifat yang dominan baik, Yudhistira juga memiliki kelemahan. Dirinya memiliki kesukaan berjudi (bermain dadu). Akibat kesukaannya tersebut, Yudhistira menerima tantangan Sangkuni untuk bermain dadu. Sialnya, dadu tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa agar menuruti kehendak Sangkuni.
Yudhistira yang kalah kemudian kehilangan seluruh hartanya dan harus mengasingkan diri di Hutan Kamiaka bersama istrinya dan para Pandawa lainnya selama 12 tahun dan 1 tahun penyamaran.
Yudhistira memiliki beberapa nama lain seperti Puntadewa, Dwijakangka, Gunatali, Ajatasatru, Krama. Senjatanya bernama Jimat Kalimasada.
Tokoh Pandawa Lima yang kedua ini juga terkenal dengan nama Werkudara. Ia merupakan anak kedua dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Disebutkan bahwa Bima merupakan titisan dari Dewa Bayu. Tokoh ini juga terkenal karena berhasil membunuh Prabu Duryudana saat perang Bharatayudha.
Bima adalah seorang yang kuat, berlengan panjang, tinggi, dan paling menakutkan di antara saudara-saudaranya. Meski demikian Bima juga digambarkan sebagai seorang berhati lembut, gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur. Ia juga diceritakan mampu mempunyai kekuatan angin dan dapat menghancurkan gunung.
Bima tinggal di Kadipaten Jodipati, wilayah Indraprasta. Bima memiliki tiga orang istri, yakni Arimbi, Urangayu, dan Nagagini. Dari Arimbi, ia dianugerahi seorang anak, yakni Gatotkaca. Anaknya dari Urangayu bernama Arya Anantasena, sedangkan anaknya dari Arimbi bernama Arya Anantareja.
Bima memiliki banyak nama lain. Sebut saja Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayu Suta, Bayu Putra, Werkudara, Wijasena, Jagal Abilawa, Gundawa Sastraatmaja, dan Arya Panenggak. Senjata yang dimiliki Bima adalah Kuku Pancanaka, Gada Rujak Pala, dan Gada Lukita Sari.
Anak tengah dalam Pandawa Lima adalah Arjuna. Ia merupakan anak terakhir dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti dengan nama kecil Permadi. Arjuna disebut-sebut sebagai titisan dari Dewa Indra (dewa perang).
Arjuna diceritakan merupakan seorang yang suka bertapa dan belajar. Wataknya adalah luhur, suka membantu, dan cerdik. Selain itu, ia juga ahli dalam bidang memanah serta dianggap sebagai seorang kesatria.
Karena ketampanannya, Arjuna disebut memiliki 16 istri dengan banyak anak. Di antara anak-anaknya adalah Abimanyu, Kumaladewa, Kumalasakti, dan Raden Wisanggeni.
Arjuna, Permadi, Margana, Pamadyaning Panning Pandawa, Dananjaya, Mintaraga, Ciptahening, Prabu Kariti, Kendhi Tatnala, Palguna, Kombang Ali-Ali, Jlamprong, Pandu Putra, Endra Tanaya, Wijanarka Pamade, dan Raden Pandutanaya adalah nama lain dari Arjuna. Senjata miliknya adalah Keris Pulanggeni, Cundha Manila, Aji Sepiangin, Cincin Setyaningampal, Panah Arda Dhedhali, Panah Pasopati, dan Panah Suratama.
Akibat keahliannya dalam memanah dan sikap kesatria, dalam Perang Bharatayudha, Arjuna memegang amanah sebagai seorang Senopati atau pemimpin perang. Dalam perang tersebut, ia berhasil membunuh Prabu Karna, panglima para Kurawa.
Nakula yang bernama kecil Pinten adalah anak dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Ia lahir berbarengan dengan Sadewa dan menjadikan keduanya saudara kembar. Nakula disebut merupakan jelmaan dari Dewa Kembar Aswin (dewa pengobatan).
Ia merupakan sosok yang jujur, setia, taat, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi. Selain itu, ia juga pandai memainkan senjata, utamanya pedang. Nakula juga digambarkan sebagai sosok yang mempunyai kesukaan dalam bidang pertanian.
Istri Nakula bernama Soka. Keduanya mendapat dua anak, yakni Dewi Pramati dan Bambang Pramusinta.
Anggota Pandawa Lima yang terakhir adalah Sadewa.Nama kecilnya adalah Tangsen. Ia merupakan saudara kembar Nakula yang lahir dari pasangan Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Seusai perang, Sadewa dan Nakula menjadi raja di Madraka.
Ia digambarkan memiliki kemahiran dalam bidang peternakan dan ilmu astronomi. Selain itu, Sadewa juga disebut memiliki sifat rajin, bijaksana, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.
Ia memiliki seorang istri bernama Dewi Padapa. Anak dari Sadewa adalah Begawan Tembangpetra, Raden Sabekti, dan Raden Dewakusuma.
Nah, itulah Pandawa Lima dalam kisah pewayangan yang terkenal. Semoga bermanfaat ya, detikers!
‘Insula’ dalam bahasa latin berarti ‘pulau’. ‘Indus’ berarti ‘Hindia’. ‘Insulinde’ diartikan sebagai pulau Hindia. Nama ini diberikan oleh Eduard Douwes Dekker (Multatuli) yang tertulis dalam buku Max Havelaar yang dirilis 1860.
Sistem Manajemen Basis Data (SMBD):
Sistem Manajemen Basis Data (SMBD) adalah istilah lain yang berkaitan erat dengan database. Jadi SMBD adalah perangkat lunak yang kita gunakan untuk mengelola dan mengakses database. Sehingga Ini adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk membuat, mengubah, dan mengambil data dari database. Selain itu SMBD menyediakan antarmuka antara pengguna dan database serta memastikan integritas dan keamanan data.
Istilah “repositori data” mengacu pada database yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusat untuk data yang relevan dengan suatu organisasi atau sistem. Repositori data sering kita gunakan dalam konteks bisnis atau lembaga akademik, di mana data yang kita kumpulkan dari berbagai sumber terkonsolidasikan dan terkelola secara terpusat. Repositori data memfasilitasi akses yang mudah dan konsisten ke informasi yang terbutuhkan oleh pengguna.
Zamrud Khatulistiwa atau The Emerald of Equator
Nama ini disematkan pada tanah Indonesia karena letak geografisnya yang sangat pas melintasi garis khatulistiwa.
Nusantara tercatat dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit. Nusantara berasal dari dua kata bahasa Sansakerta, yaitu nusa yang berarti 'pulau' dan antara yang berarti 'luar'. Nusantara digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit (Jawa).
Nama Hindia diberikan oleh penjelajah asal Portugsi bernama Vasco da Gama yang datang ke tanah Indonesia saat menyusur sungai Indus tahun 1498 Masehi. Kala itu ia menemukan gagasan kepulauan dalam ekspedisinya dari Eropa ke Malabar (India).
Indonesiabaik.id - Selain menyebut negeri kita dengan nama ‘’asli’’-nya, yaitu Indonesia. Kita juga kadang menyebutnya dengan Nusantara. Sebelum nama ‘’Indonesia’’ dan ‘’Nusantara’’ populer, ternyata sejarah mencatat ada beberapa nama atau sebutan lain yang pernah disematkan kepada tanah Indonesia.