Gambar Sejarah Jepang Menjajah Indonesia

Gambar Sejarah Jepang Menjajah Indonesia

Ekspansi kekaisaran

Penjajahan Indonesia sejalan dengan ideologi ekspansionis Jepang yang dikenal sebagai "Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya." Jepang memang bermaksud menciptakan blok negara-negara Asia di bawah kepemimpinannya untuk melawan dominasi Barat.

Orang-orang Hindia Belanda Dijadikan Buruh untuk Kepentingan Melawan Sekutu

Belum puas dengan mengeruk dan memasarkan industri mereka, Jepang pun akhirnya menjadikan Hindia Belanda sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh untuk melawan sekutu.

Dalam rangka memenangkan perang, Jepang juga melakukan eksploitasi tenaga buruh. Pada saat itu, Jepang menjalankan propaganda Gerakan 3A, yakni Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia, dan Nippon Cahaya Asia. Propaganda ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Hindia Belanda untuk membantu Jepang sebagai sesama bangsa Asia.

Untuk meyakinkan rakyat pribumi, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, hal itu bisa tercapai jika Jepang mendapatkan dukungan berupa tenaga buruh dan prajurit dalam melawan sekutu.

Sebagai penunjang misi mereka, Jepang juga mendirikan organisasi Pembela Tanah Air (PETA) untuk menghimpun prajurit pribumi dengan memberikan pelatihan militer. Pembentukan PETA didasari dari oleh kondisi pasukan Jepang yang semakin berkurang selama Perang Pasifik.

Pada akhirnya semua misi Jepang di tanah berhasil diakhiri berkat perjuangan rakyat dan para pejuang. Setelah 3,5 tahun menjajah wilayah Hindia Belanda, Jepang harus menyerah kepada sekutu pada 14 Agustus 1945. Tiga hari kemudian atau pada 17 Agustus 1945, setelah melewati perjuangan panjang, akhirnya Indonesia merdeka dari penjajahan.

Indonesia pernah dijajah oleh enam negara sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, Inggris, dan Jepang.

Alasan penjajahan ini beragam. Mulanya, mereka ingin menguasai sumber daya alam Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan hasil bumi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguasaan sumber daya alam ini bukan semata-mata untuk mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari saja, namun juga untuk dijual lagi ke bangsa lain. Dengan begitu, mereka bisa membangun bisnis yang menguntungkan.

Maka tak heran bila para negara yang pernah menjajah Indonesia biasanya mengincar daerah-daerah strategis di Tanah Air, seperti yang kaya dengan rempah sampai dekat pelabuhan.

Tak sedikit pula teori yang menyatakan penjajahan ini dilakukan untuk turut menyebarkan kepercayaan agama Katolik dan Kristen ke Nusantara.

Kebijakan Masa Pendudukan Jepang

Selain melakukan propaganda, Jepang juga melakukan aksi nyata dengan membuat beberapa kebijakan bagi masyarakat Indonesia.

Dikutip dari buku Modul Sejarah Kelas XI oleh Irma Samrotul dan buku Pendudukan Jepang di Indonesia oleh Amelia, Jepang membentuk badan kerjasama untuk membujuk rakyat Indonesia, antara lain:

1. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)

Badan ini bertujuan untuk membujuk kaum Nasionalis dan intelektual agar memberi tenaga untuk mengabdi kepada Jepang.

2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

Badan ini terdiri dari berbagai macam profesi dokter, pendidik, dan kebaktian wanita pusat dan perusahaan.

Selain itu terdapat pula beberapa kebijakan Jepang pada bidang Sosial dan Ekonomi sebagai berikut.

1. Masyarakat Indonesia harus menjalani Romusha, yaitu kerja paksa. Romusha ini bahkan sampai memakan banyak korban jiwa akibat kekejaman Jepang.

2. Pemerintahan Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan diganti dengan bahasa Jepang.

3. Melaksanakan Kinrohosi, yaitu penyerahan bahan makanan secara besar-besaran untuk kepentingan militer Jepang. Akibatnya beras dan bahan pangan lainnya dirampas dan banyak rakyat menderita kelaparan.

4. Melakukan Jugun Ianfu, yaitu mempekerjakan para gadis sebagai wanita penghibur untuk pemuas nafsu militer Jepang. Para gadis tersebut ditipu akan disekolahkan, namun hal itu tidak terjadi.

5. Potensi SDA dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang Jepang. Mereka juga menyita hasil perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan.

6. Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.

7. Masyarakat Indonesia diwajibkan menanam padi, pohon jarak, dan kapas yang nilai jualnya tinggi untuk kebutuhan Jepang.

8. Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki dengan menunjang kegiatan bersifat otoriter yang menyengsarakan rakyat Indonesia.

9. Rakyat Indonesia dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa, dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini membuat rakyat semakin sulit dan hidupnya menderita.

Sejarah awal masuknya Jepang ke Indonesia dimulai ketika pasukan Negeri Sakura berhasil menyerang Pearl Harbour, pangkalan terbesar angkatan laut Amerika Serikat di Samudra Pasifik pada 8 Desember 1941.

Akibat dari serangan itu, Jepang berhasil menghancurkan basis militer Amerika di kawasan tersebut, termasuk di Filipina. Setelah itu, Jepang memperluas basis militernya ke arah selatan, yaitu Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuannya Jepang ke Indonesia adalah untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang seperti minyak bumi, timah, dan aluminium, seperti dikutip dari buku Sejarah SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).

Kala itu Jepang memperkirakan sumber daya alam Indonesia dapat mencukupi kebutuhan energi mereka selama Perang Pasifik.

Jepang masuk ke Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 dengan mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur. Ketika datang, Jepang langsung menduduki kota tersebut.

Kemudian dengan cepat, Jepang memperluas kekuasaannya ke kota-kota sekitar, seperti Balikpapan pada 24 Januari 1942, Pontianak pada 29 Januari 1942, Samarinda pada 3 Februari 1942, dan Banjarmasin pada 10 Februari 1942.

Sembari menguasai Kalimantan, pasukan Jepang juga berekspansi ke wilayah lain, seperti Ambon yang berhasil dikuasai pada 4 Februari 1942 dan Palembang pada 16 Februari 1942.

Setelah berhasil menguasai luar Jawa, Jepang akhirnya tiba di Pulau Jawa. Pasukan Jepang langsung mendarat di tiga titik, yaitu Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragen (Jawa Tengah) pada 28 Februari 1942.

Serbuan tentara Jepang yang begitu cepat dan dengan kekuatan yang besar membuat Belanda yang kala itu masih menduduki Indonesia tidak dapat bertahan.

Akhirnya, Gubernur Jenderal A.W.L Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan beberapa petinggi militer Belanda pun memutuskan untuk bertemu dengan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942.

Pada pertemuan itu, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Belanda juga langsung menyerahkan Indonesia ke kekuasaan Jepang. Sejak pertemuan itu, penjajahan Jepang di Indonesia pun resmi dimulai.

Kebutuhan tenaga kerja

Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung upaya perangnya. Indonesia dengan populasi yang besar, dilihat sebagai sumber tenaga kerja yang potensial, baik untuk proyek-proyek di Indonesia sendiri maupun untuk dikirim ke luar negeri.

Oleh karena itu selama menjajah Indonesia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal romusa terhadap rakyat.

Lokasi Indonesia strategis

Secara geografis, Indonesia memiliki lokasi yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, ini berarti Jepang dapat mengendalikan jalur pelayaran penting antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Lokasi yang strategis ini memberikan keuntungan besar bagi militer Jepang secara signifikan dalam menghadapi pasukan sekutu.

Sambutan Rakyat Indonesia

Setelah mengetahui sejarah awal masuknya Jepang ke Indonesia, lantas bagaimana sambutan rakyat Indonesia pada saat itu?

Rupanya, sambutan rakyat Indonesia kala itu sangat senang. Sebab, rakyat Indonesia memandang Jepang sebagai 'Saudara Tua' karena memiliki latar belakang sesama bangsa Asia.

Rakyat Indonesia juga menyakini bahwa Jepang dapat membebaskan Indonesia dari kekuasaan Belanda yang menjajah selama ratusan tahun. Selain itu, ada pula faktor kepercayaan ramalan Jayabaya, sehingga rakyat simpati pada Jepang.

Di sisi lain, Pemerintah Jepang juga menyebarkan propaganda berupa dukungan kepada rakyat Indonesia untuk merdeka seperti membenci Belanda, memperbolehkan berkibarnya Bendera Merah Putih, dan memperdengarkan Lagu Indonesia Raya.

Jepang juga menyebarkan propaganda gerakan 3A, yaitu Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Propaganda ini seolah menekankan bahwa Jepang mendukung Indonesia sebagai sesama bangsa Asia.

Tak ketinggalan, Jepang juga berusaha mencuri hati rakyat Indonesia dengan mendirikan berbagai organisasi seperti Putera, Jawa Hokokai, sampai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas untuk menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan Indonesia untuk merdeka.

Jepang memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia, sehingga menumbuhkan harapan di hati rakyat maupun para tokoh nasional.

Padahal, Jepang ingin menggunakan rakyat Indonesia yang masuk dalam organisasi semi militer dan militer mereka untuk ikut berperang melawan Amerika Serikat dan Sekutu di tengah perang.

Awal mula Jepang masuk ke Indonesia

Jepang pernah berambisi menguasai Asia pada 1930 hingga 1940-an. Kemudian pada 1942 hingga 1945, Jepang masuk dan menduduki Indonesia untuk menjajah.

Jepang menjajah wilayah Hindia-Belanda (sebutan Indonesia sebelum merdeka) diawali dengan serangan secara mendadak ke pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada 7 Desember 1941.

Serangan ini menjadi bagian dari upaya Jepang untuk menunjukkan kekuatannya dan membangun kekuasaan di wilayah Asia.

Pada saat itu, Amerika Serikat dinilai sebagai ancaman yang mengganggu Jepang dalam melakukan ekspansi ke negara Asia. Maka, Jepang menyerangnya di Pearl Harbour.

Setelah Pearl Harbour, Jepang berhasil menghancurkan pangkalan militer AS di Filipina. Mereka lantas terus bergerak ke selatan hingga ke Hindia-Belanda pada 11 Januari 1942.

Jepang masuk melalui Tarakan, Kalimantan Timur, dan langsung menduduki kota ini. Tak lama setelah itu, mereka memperluas kekuasaan ke Balikpapan hingga Banjarmasin.

Tak puas dengan Kalimantan, mereka memperluas daerah jajahan ke Ambon dan Palembang pada Februari 1942.

Wilayah demi wilayah yang diduduki Jepang mengantarkan mereka ke Pulau Jawa. Kemudian, pasukan Jepang mendarat di tiga titik yakni Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat), dan Kragen.

Jepang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 tahun, sejak 1942 hingga 1945. Pertanyaannya, mengapa Jepang menjajah Indonesia? Apa alasan di balik penjajahan tersebut?

Dirangkum dari buku Sejarah SMA/MA Kelas XI-IPS dan berbagai sumber lainnya, ada beberapa alasan utama mengapa Jepang memutuskan untuk menjajah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Negara yang Pernah Menjajah Indonesia

Laskar Bambu Runcing bersiap menghadapi Belanda, negara terlama yang pernah menjajah Indonesia. (via REUTERS/ANRI/IPPHOS)

Berikut enam negara yang pernah menjajah Indonesia di masa lalu.

Sejarah Masuknya Jepang ke Indonesia

Dilansir dari detikEdu, Jepang secara mendadak menyerang Pearl Harbour yang merupakan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Hawaii pada 7 Desember 1941.

Serang itu merupakan upaya Jepang untuk membangun suatu imperium di Asia dengan mengobarkan perang di Pasifik. Akibatnya, Amerika menyatakan perang kepada Jepang dan membantu pasukan sekutu Eropa.

Jepang juga menyerbu Indonesia dengan mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942. Kedatangan Jepang ini membuat pihak Belanda merasa terancam, karena beberapa daerah Indonesia berhasil Jepang rebut kekuasaannya.

Dikutip dari Modul Sejarah Kelas XI oleh Irma Samrotul, Jepang kemudian berhasil menguasai Kota Balikpapan (24 Januari 1942), Pontianak (29 Januari 1942), Samarinda (3 Februari 1942), Banjarmasin (10 Februari 1942), lalu Ambon (4 Februari 1942), Palembang (16 Februari 1942), Teluk Banten, Eretan Wetan, dan Kragen (28 Februari 1942).

Pada akhirnya pihak Belanda yaitu Gubernur Jenderal A.W.L.Tjarda van Starkenborgh Stachouwer mengaku menyerah tanpa syarat kepada Jepang lewat perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942. Sejak itu Indonesia dikuasai oleh Jepang dan penjajahan Belanda berakhir.